PendahuluanIndonesia dikenal sebagai salah satu produsen kopi terbaik dunia, dan Sumatera menjadi salah satu daerah dengan karakter kopi Arabika yang khas, kompleks, dan berkarakter kuat. Namun, di balik aroma rempah dan rasa earthy yang sering dicari pecinta kopi dunia, ada kisah panjang tentang jenis-jenis varietas kopi Arabika yang tumbuh di lereng-lereng pegunungan Sumatera—dari varietas lokal yang diwariskan turun-temurun, hingga introduksi varietas unggul dari luar negeri.Bab ini akan membedah secara ilmiah dan historis tentang:
Jenis-jenis varietas kopi Arabika yang ditanam di Sumatera
Asal-usul dan adaptasi masing-masing varietas
Karakter rasa dan performa di cupping table
Kesesuaian varietas dengan ketinggian, tanah, dan iklim
Strategi pemilihan varietas untuk specialty coffee berkelanjutan
1. Sejarah Masuknya Kopi Arabika ke SumateraKopi Arabika pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke-17 melalui Batavia (Jakarta), dan menyebar ke seluruh penjuru Nusantara, termasuk ke Sumatera pada masa kolonial Belanda.Varietas awal yang masuk dikenal sebagai Typica, yang kemudian beradaptasi dengan kondisi lokal dan mengalami mutasi alami, sehingga melahirkan varietas-varietas baru seperti Bergendal, Sidikalang, dan Linthong.2. Jenis-Jenis Varietas Arabika Unggulan di Sumateraa. Typica (Tipika Lokal)
Asal-usul: Varietas klasik dari Yaman dan Ethiopia.
Ciri pohon: Tinggi, butuh pemangkasan rutin, sensitif terhadap penyakit.
Cita rasa: Floral, clean, acidity cerah (lemony), body ringan hingga medium.
Wilayah: Masih ditemukan di kebun tua di Tanah Karo, Dairi, dan Kerinci.
Catatan: Nilai heritage tinggi, namun rawan penyakit karat daun (leaf rust).
b. S-Line (S795, S288, S1934)
Asal-usul: Hasil persilangan dari India untuk ketahanan penyakit dan produktivitas.
Ciri pohon: Tahan karat daun, pertumbuhan cepat, adaptif.
Cita rasa: Chocolatey, earthy, hint spice. Acidity sedang, cocok untuk profil dark roast.
Wilayah: Banyak ditemukan di Aceh Tengah, Mandailing, Kerinci.
Kelebihan: Ideal untuk pasar Eropa yang suka kopi bold dengan body kuat.
c. Catimor (Caturra x Timor Hybrid)
Asal-usul: Persilangan antara varietas Caturra dan Timor.
Ciri pohon: Pendek, produktif, sangat tahan penyakit.
Cita rasa: Acidity rendah, cenderung earthy dan nutty, sedikit bitter.
Wilayah: Ditanam luas di seluruh Sumatera karena adaptasi kuat.
Tantangan: Cita rasa sering tidak terlalu kompleks kecuali diproses dengan baik.
d. Ateng Super / Ateng Jaluk
Asal-usul: Seleksi lokal dari Catimor, ditemukan di Aceh Tengah.
Ciri pohon: Pendek, cepat berbuah, panen cepat.
Cita rasa: Jika dari ketinggian tinggi, bisa muncul fruity notes seperti prune dan cherry.
Catatan: Cocok untuk model intensifikasi di lahan sempit dengan manajemen baik.
e. P88
Asal-usul: Perakitan varietas di Puslitkoka Jember.
Ciri pohon: Produksi stabil, agak tahan karat daun, ukuran bean besar.
Cita rasa: Manis, syrupy, balance antara body dan acidity.
Potensi tinggi untuk specialty jika dikombinasi dengan proses anaerobic honey.
f. USDA & Ethiopian Line
Asal-usul: Varietas hasil seleksi dan konservasi dari Ethiopia.
Ciri pohon: Tinggi, pertumbuhan lambat, flavor unik.
Cita rasa: Floral, stone fruit (aprikot, peach), sweetness tinggi.
Wilayah: Beberapa petani di Kerinci, Gayo, dan Sidikalang mulai menanam.
3. Karakteristik Sensorik Varietas Arabika Sumatera
Varietas
Acidity
Sweetness
Body
Aroma/Flavor
Typica
Tinggi
Sedang
Ringan
Floral, citrus
S795
Sedang
Sedang
Penuh
Earthy, chocolate
Catimor
Rendah
Rendah
Penuh
Nutty, spicy
Ateng
Sedang
Sedang
Sedang
Red fruit, herbal
P88
Tinggi
Tinggi
Sedang
Syrupy, berry
Ethiopia
Tinggi
Tinggi
Medium
Jasmine, apricot
4. Strategi Pemilihan Varietas oleh ALKO Sumatra Kopia. Berdasarkan Ketinggian & Cuaca
Di atas 1300 mdpl: cocok untuk varietas dengan karakter floral-fruity (Typica, Ethiopia line).
1000–1300 mdpl: gunakan varietas produktif dengan stabilitas mutu (S795, Ateng, P88).
Di bawah 1000 mdpl: pertimbangkan Robusta atau hybrid Arabusta.
b. Berdasarkan Pasar Tujuan
Jepang dan Korea: suka fruity dan clean — cocok Typica, Ethiopia.
Eropa: earthy dan full body — cocok Catimor, S795.
Spesialis mikro lot: P88, Ethiopia line dengan proses eksperimental.
c. Berdasarkan Kemampuan Petani
Varietas tahan penyakit (Ateng, S-Line) cocok untuk pemula.
Varietas unik (P88, Ethiopia) butuh pelatihan manajemen khusus.
5. Studi Kasus: Konservasi Varietas Langka di KerinciALKO Sumatra Kopi bekerja sama dengan petani tua di Kayu Aro:
Mengidentifikasi kebun kopi Typica tua (usia >40 tahun).
Melakukan konservasi dengan sambung pucuk dan okulasi varietas asli.
Cupping menunjukkan rasa citrus, floral, clean — skor 86.75.
Hasil ini mendapat perhatian buyer dari Australia dan UAE.
6. Rekomendasi Implementasi di Lapangan
Tujuan
Rekomendasi
Produksi massal
S795, Ateng
Specialty mikro lot
P88, Ethiopian, Typica
Daya tahan penyakit
Catimor, Ateng Jaluk
Riset varietas
Kolaborasi dengan Puslitkoka, Q Grader, buyer
7. Penutup: Menanam Cita Rasa Masa DepanPemilihan varietas bukan hanya soal hasil panen banyak atau cepat. Setiap jenis kopi menyimpan potensi rasa unik yang bisa menjadi identitas kawasan, ciri khas produk, dan keunggulan kompetitif di pasar dunia.ALKO Sumatra Kopi berkomitmen untuk terus:
Mengeksplorasi dan melestarikan varietas lokal.
Mendorong penanaman varietas dengan nilai sensorik tinggi.
Menyambungkan antara rasa, proses, dan cerita ke pasar dunia.