Koperasi Alam Korintji Internasional (ALKO) sebagai Model Inspiratif
Koperasi ALKO telah menjadi pelopor dalam membangun ekosistem kopi berkelanjutan di Indonesia. Dengan fokus pada pemberdayaan petani, teknologi modern, dan strategi keberlanjutan, ALKO telah menciptakan dampak positif dari hulu ke hilir, tidak hanya di pasar nasional tetapi juga internasional. Dalam diskusi yang melibatkan Menteri PPN/Bappenas Prof. Dr. Rahmat Pambudy, Duta Besar Bagas Hapsoro, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya, terungkap berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi ALKO untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauannya.
---
Dukungan Pemerintah: Huluisasi dan Produktivitas Nasional
Huluisasi untuk Memperkuat Hulu
Prof. Dr. Rahmat Pambudy menyoroti pentingnya huluisasi sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas kopi nasional. Produktivitas kopi Indonesia saat ini hanya mencapai 780 kg/hektar, jauh tertinggal dari Vietnam (3.000 kg/hektar) dan Brazil (6.000 kg/hektar). Oleh karena itu, pembenahan sistem pembibitan, inovasi teknologi seperti pruning dan sambung pucuk, serta penerapan bioteknologi harus menjadi prioritas nasional.
Beliau juga menegaskan pentingnya sinergi dengan Bappenas untuk mendukung ekosistem kopi melalui program pendanaan, infrastruktur, dan kebijakan strategis. “ALKO dapat menjadi model untuk pengembangan ekosistem agribisnis lainnya di Indonesia,” ujar beliau.
Mitigasi Perubahan Iklim
Perubahan iklim membawa tantangan besar, termasuk munculnya hama dan penyakit baru. Setiap kenaikan suhu satu derajat memicu ancaman ini. Oleh karena itu, riset dan inovasi untuk menciptakan varietas kopi yang tahan iklim menjadi hal yang mendesak.
Pandangan Duta Besar Bagas Hapsoro: Pasar Global dan Tantangan EUDR
Memanfaatkan Pasar Global
ALKO telah berhasil menembus pasar internasional di 11 negara, termasuk Jepang, Taiwan, Malaysia, Inggris, Belgia, Paris, Norwegia, Austria, Amerika Serikat, Maroko dan Mesir. Ekspor dilakukan dalam berbagai skala, dari 300 kg hingga kontainer penuh, melalui HUB ALKO yang ada di beberapa negara eropa dengan konsumsi rata-rata setiap HUB mencapai 5 ton per bulan di beberapa negara. Strategi ini menunjukkan keberhasilan ALKO dalam memperkenalkan kopi Indonesia ke segmen pasar ritel global.
Menghadapi Tantangan EUDR
Namun, regulasi Deforestasi Uni Eropa (EUDR) menjadi tantangan besar bagi ekspor kopi Indonesia. Duta Besar Bagas Hapsoro menegaskan bahwa regulasi ini koersif dan diskriminatif, bertentangan dengan prinsip perdagangan multilateral. Regulasi ini mengharuskan keterlacakan (traceability) dari kebun hingga konsumen, yang memerlukan teknologi seperti blockchain. ALKO telah memanfaatkan teknologi ini untuk memenuhi standar internasional dan menjaga transparansi.
---
Kontribusi ALKO: Ekosistem Hulu dan Hilir yang Terintegrasi
Pendampingan Petani dan Kolektor
Mas Tumino, perwakilan kolektor dari anggota ALKO, menyampaikan pentingnya pendampingan kepada petani, mulai dari pembibitan hingga panen. Menurutnya, fasilitas seperti mesin kecil untuk peremajaan kebun dan pengolahan akar tua akan sangat membantu produktivitas petani. “Pendampingan ini perlu menjadi prioritas agar petani mendapatkan hasil maksimal dari lahan mereka,” ujarnya.
Skema Pembiayaan Digital
ALKO telah menciptakan wallet digital bagi petani, memberikan plafon kredit berdasarkan hasil panen mereka. Dengan jaminan pembelian hasil panen oleh ALKO, skema ini memberikan rasa aman dan meningkatkan semangat petani. Hingga kini, lebih dari 13.000 petani telah terintegrasi dalam ekosistem ini.
Teknologi dan Transparansi
Penggunaan teknologi blockchain menciptakan transparansi dalam rantai pasok dan meminimalkan manipulasi data. Teknologi ini memberikan kepercayaan kepada petani dan konsumen bahwa kopi yang mereka nikmati berasal dari proses yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Pernyataan Agung Wibowo
Agung Wibowo Senior Advisor Koperasi ALKO, dalam kesempatan Zoom yang dihadiri oleh mitra ALKO dan berbagai pemangku kepentingan lainnya, menegaskan bahwa keberlanjutan ekosistem kopi Indonesia merupakan langkah kunci untuk memperkuat posisi kopi Indonesia di pasar global. “Sebagai Koperasi yang berkomitmen pada keberlanjutan, kami terus berupaya mendorong produktivitas yang lebih tinggi dengan pendekatan yang ramah lingkungan. Keberhasilan kami bukan hanya pada peningkatan hasil pertanian, tetapi juga pada menciptakan dampak sosial yang positif bagi petani dan masyarakat sekitar. Kami berharap ALKO dapat terus menjadi contoh bagi banyak pihak dan berperan dalam memperkuat pasar kopi Indonesia di dunia,” kata Agung Wibowo.
Rekomendasi dan Rencana Strategis
Kolaborasi dengan Pemerintah dan Mitra Internasional
ALKO didorong untuk memperluas kolaborasi dengan pemerintah dan organisasi internasional. Program dan inisiatif dari berbagai pihak dapat mendukung pendanaan dan transfer teknologi yang diperlukan untuk keberlanjutan ekosistem kopi.
Ekspansi Pasar dan Diplomasi Kopi
ALKO harus terus memperluas pasar global sambil menjaga daya saing di tengah regulasi seperti EUDR. Diplomasi kopi melalui perwakilan Indonesia di luar negeri dapat membantu memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional.
Inovasi Keberlanjutan
Potensi inovasi seperti pemanfaatan kulit kopi untuk produk tambahan, karbon kredit, dan reforestasi perlu dieksplorasi lebih lanjut. Inovasi ini tidak hanya memberikan nilai tambah tetapi juga mendukung tujuan keberlanjutan global.
Kesimpulan: ALKO sebagai Model Keberlanjutan
Koperasi ALKO telah menjadi model inspiratif dalam membangun ekosistem kopi berkelanjutan yang terintegrasi. Dengan kolaborasi lintas sektor, inovasi teknologi, dan pemberdayaan petani, ALKO tidak hanya memperkuat posisi kopi Indonesia di pasar global tetapi juga membawa dampak sosial dan lingkungan yang signifikan.
Mari bersama-sama mendukung visi ALKO untuk menciptakan ekosistem kopi Indonesia yang lebih kuat, inklusif, dan berdaya saing global.