Beberapa orang mengatakan bahwa latte art adalah seni melukis di atas kopi.
Saat menikmati café latte hampir di semua coffee shop kita takkan mendapati secangkir café latte yang polos tanpa hiasan. Hiasan khas yang memperindah kopi kita ini disebut latte art. Saat barista beraksi membuatnya di coffee bar, kita yang menontonnya tertegun takjub. Betapa dengan mudahnya para barista ini memeragakan ‘melukis’ kopi dengan susu yang dibuat sedemikian rupa. Tapi tahukah kamu latte art tak lahir begitu saja. Diperlukan ketrampilan khusus dan tentunya science agar latte art lahir dengan sempurna. Ngomong-ngomong soal latte art, ada beberapa hal yang harus kamu ketahui agar secangkir latte-mu mampu diapresiasi lebih dari sekedar minuman yang indah.
Lahirnya Latte Art
Kopi dan susu telah dikonsumsi sejak zaman dahulu. Tapi untuk menciptakan latte art diperlukan satu orang yang benar-benar menciptakannya. Adalah David Schomer seorang pria yang berasal dari Amerika Serikat yang tergila-gila menciptakan seni di atas kopi pada pertengahan 1980-an. Dan ternyata ada juga seorang pria Italia bernama Luigi Lupi di waktu yang hampir bersamaan melakukan hal yang sama yaitu latte art. Jadi tercatat dua orang penemu latte art di waktu yang hampir bersamaan.
Siapapun yang terlebih dahulu menemukan metode ini tak ada yang menyangkal bahwa David Schomer-lah yang dianggap paling ahli dan bahkan telah membuat buku tentang ini. Pada 1994 di dalam artikel Coffee Talk, Schomer mengatakan bahwa dia telah mengembangkan bentuk hati ke dalam latte sejak musim gugur di 1989. Dalam artikel tersebut Schomer secara tidak langsung mematenkan ‘bentuk hati’ dalam latte art.
Latte Art is All About “Science”
Kenapa? Karena latte art tak lahir dari sekedar menuangkan susu ke dalam espresso. Latte art terjadi karena bantuan susu yang dipanaskan dengan steamer atau frother dan membentuk microfoam. Kehadiran microfoam ini mengubah karakteristik dari susu cair biasa. Dalam bahasa ilmiah proses ini disebut denaturasi. Susu terdiri dari lemak, gula dan protein. Ketika susu diuapkan maka lemak mengurai dan memecah gula yang ada padanya dan membuat susu terasa lebih manis. Nah, susu yang telah menghasilkan microfoam inilah yang dituangkan barista ke dalam espresso dan bisa dibentuk menjadi berbagai desain dalam latte art.
Latte Art Championship
Tak hanya sekedar membuat seni di atas kopi, latte art kini telah diangkan menjadi sesuatu yang serius dan dipertandingkan. Tahun ini pemenang latte art championship adalah Caleb Cha yang berasal dari Australia. Seluruh dunia mengirimkan delegasi jagoannya untuk dipertandingkan dan meraih piala paling bergengsi di kancah per-latte art dunia. Baru tahu kan secangkir latte yang kamu teguk itu ternyata diapresiasi sebegitu tingginya?
Senjata Membuat Latte Art
Jika seorang pelukis memerlukan kuas dan kanvas, maka barista memerlukan milk jug untuk melukis di atas cangkir. Milk jug adalah kuas bagi latte art. Bisa kamu bayangkan secangkir latte di atas cangkir acme cup yang berisi latte art sempurna berbentu rosetta. Semua itu berkat milk jug yang dikendalikan baristanya. Milk jug sendiri terdiri dari berbagai jenis brand. Mulai dari Milk Jug Motta, Latte Pro hingga Espro Toroid. Bahannya juga beragam karena ada yang terbuat dari stainless steel hingga teflon. Selain milk jug, biasanya latte art juga dibantu oleh Motta Latte Art Pen yang berguna menghias latte menjadi lebih indah.
Bukan Barista tapi Ingin Belajar Latte Art? Bisa
Yuk ikuti kelas Barista bersama mentor terbaik hanya di Alko Akademi.