CATATAN WEBINAR:
Senang sekali kemarin saya bisa ikut webinar yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI yang bertajuk “Potensi Ekspor Kopi Arabica ke Negara-Negara Nordik dan Baltik”.
Paparan dari Ibu Rahmah (Koperasi Pedagang Kopi) Aceh Gayo, Bapak Mohammad Fahmi (Le Gayo), dan Bapak Suryono B. Tani (Founder Koperasi Petani Alam Korintji) sangat menarik. Demikian juga tanggapan dari para Dubes RI dari Perwakilan RI di Finlandia, Norwegia, Swedia, dan Denmark, serta negara-negara lainnya.
Ada dua poin yang saya garis bawahi terkait branding dan promosi:
1. **Pemberdayaan Perempuan dalam Proses Produksi Kopi**
Issue ini diangkat dengan jelas oleh presentasi dari Aceh, bahkan dipertegas oleh salah seorang dubes bahwa issue gender atau perempuan memiliki daya tarik bagi konsumen. Rekan-rekan kita di Aceh secara masif dan intensif menggarap issue ini sejak masa DOM dan makin menguat sejak kejadian tsunami. Begitu banyak NGO yang mengarusutamakan issue ini.
Dalam prakteknya, ALKO juga telah mengarusutamakan issue ini. Bahkan, ekspor terakhir ke Jepang sejumlah 19 ton kopi arabika juga melibatkan perempuan melalui Kelompok Wanita Tani. Namun, praktek ini kurang diendorse oleh ALKO dalam presentasi dan kegiatan promosi.
2. **Traceability**
Prinsip-prinsip perdagangan kopi mensyaratkan adanya traceability kopi. Presenter dari Aceh tidak secara spesifik menjelaskan traceability mereka. Mereka hanya menyandarkan pada sertifikat Indikasi Geografis (IG) namun tidak secara jelas menunjukkan bahwa kopi mereka FREE DEFORESTATION. Dalam hal ini, ALKO, melalui teknologi Blockchain, mampu memberikan jaminan bahwa kopi ALKO adalah kopi yang FREE DEFORESTATION. Traceability (lacak jejak) kopi ALKO bisa dilihat dan diverifikasi melalui sistem blockchain yang dimiliki ALKO.
Kedepan, urusan pelibatan dan penguatan perempuan, serta traceability perlu dikemas dalam sebuah strategi promosi PT. ALKO dan menjadi branding produk PT. ALKO untuk memenangi persaingan yang semakin ketat.
Saya punya cukup banyak catatan sebagai bahan diskusi, namun dua hal itu yang saya anggap paling penting untuk jadi pemikiran dan bahan diskusi kita.
Tak lupa saya sampaikan banyak terima kasih kepada Pak Bagas yang telah bekerja keras hingga webinar kemarin bisa terlaksana.
Salam,
Agung Wibowo