Direktur Utama PIP Kemenkeu, Ismed Saputra, bersama Direktur Hukum dan Manajemen Risiko, Imaduddin, dan tim manajemen risiko, melaksanakan kunjungan kerja ke Koperasi Alam Korintji dan PT ALKO Sumatra Kopi di Kerinci. Kunjungan ini bertujuan untuk mempererat kerja sama dalam membangun ekosistem kopi berkelanjutan sekaligus mendukung petani kopi melalui berbagai inisiatif.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan presentasi oleh PT ALKO Sumatra Kopi mengenai berbagai program yang telah dilakukan untuk mendukung petani kopi di Ruang meeting Alko Academy. Dalam presentasi ini, PT ALKO memaparkan komitmen mereka dalam memperkuat rantai pasok kopi dan meningkatkan kualitas produk agar mampu bersaing di pasar global.
Salah satu fokus utama dalam presentasi adalah pengenalan sistem traceability bersis blockchain yang diterapkan PT ALKO Sumatra Kopi. Sistem ini dirancang untuk memastikan transparansi dalam setiap tahapan produksi kopi, mulai dari kebun hingga ke tangan konsumen dan sekaligus menjadi pencatatan transaksi kopi
Selain itu, PT ALKO Sumatra Kopi juga memaparkan berbagai pelatihan yang diberikan kepada petani untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam budidaya kopi yang berkelanjutan. Termasuk kontribusi ALKO dalam mensuport petani dengan memberikan beasiswa kepada anak petani dan juga memberikan asuransi kesehatan kepada petani anggota koperasi. Pelatihan gratis ini dilakukan untuk menjaga kualitas kopi sekaligus mendukung pelestarian lingkungan.
Diskusi dilanjutkan dengan pembahasan mengenai regulasi EUDR (European Union Deforestation Regulation). PT ALKO menjelaskan bagaimana mereka telah mengintegrasikan standar ini dalam proses produksi untuk memastikan produk kopi mereka memenuhi persyaratan pasar Eropa.
Pada kesempatan tersebut, dilakukan diskusi mendalam mengenai skema pembiayaan untuk mendukung petani kopi. Ismed Saputra bersama tim PIP Kemenkeu dan PT ALKO membahas berbagai peluang kolaborasi untuk memberikan akses pembiayaan yang lebih inklusif dan efisien kepada petani.
Skema pembiayaan yang dibahas mencakup pembiayaan produktif bagi petani untuk meningkatkan kapasitas produksi. Langkah ini diharapkan dapat membantu petani dalam memperoleh modal kerja tanpa terbebani risiko finansial yang tinggi.
Rombongan PIP Kemenkeu kemudian diajak untuk mengunjungi fasilitas gudang penyimpanan kopi PT ALKO Sumatra Kopi. Di gudang ini, mereka melihat langsung sistem manajemen stok dan proses pengolahan kopi dengan standar mutu yang tinggi.
Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan sesi uji cita rasa kopi atau cupping session. Tim ahli dari PT ALKO memandu sesi ini untuk memperkenalkan berbagai profil rasa kopi khas Kerinci yang dihasilkan dari tanah vulkanik yang subur.
Para peserta cupping session memiliki kesempatan untuk merasakan langsung kualitas kopi yang diproduksi oleh petani binaan PT ALKO. Aktivitas ini memperkuat pemahaman akan pentingnya menjaga kualitas pada setiap tahapan produksi.
Agenda berikutnya adalah kunjungan ke kebun kopi milik Pak Muklis, salah satu petani binaan PT ALKO. Kebun kopi ini menjadi contoh nyata dari implementasi praktik budidaya
Acara di akhiri dengan makan malam serta diskusi dengan beberapa kolektor kopi anggota Koperasi alko