Dalam dunia kopi, proses pascapanen adalah seni sekaligus ilmu yang menentukan apakah biji kopi akan berakhir sebagai kopi komersial biasa atau menjadi kopi specialty dengan skor cupping di atas 85. Di sinilah peran besar petani dan prosesor kopi dalam menerjemahkan potensi genetik biji kopi dan keunikan terroir ke dalam cita rasa secangkir kopi.
Bab ini akan mengulas:
Jenis-jenis proses kopi specialty yang digunakan di Sumatera dan dunia
Tahapan teknis dan kontrol kualitas setiap metode
Pengaruh proses terhadap profil rasa dan skor cupping
Tantangan dan peluang proses eksperimental
Model implementasi proses untuk petani dan koperasi
Proses pascapanen (post-harvest processing) meliputi semua langkah dari saat cherry kopi dipetik hingga biji kopi siap digiling (green bean). Setiap keputusan yang diambil—dari cara fermentasi, pengeringan, hingga penyimpanan—berdampak langsung terhadap:
Kejernihan rasa (clarity)
Kompleksitas flavor
Tingkat keasaman dan body
Kebersihan dan konsistensi cup
Prinsip: Biji kopi dikeringkan bersama kulit dan daging buah.
Langkah:
Seleksi buah
Penjemuran utuh (whole cherry) 15–25 hari
Pengupasan kering
Profil rasa: Fruity, fermented, winey, body tebal.
Kelebihan: Konsumsi air rendah, cocok di daerah minim air.
Tantangan: Rentan kontaminasi dan over-fermentasi jika tidak terkontrol.
Prinsip: Daging buah dan lendir (mucilage) dihilangkan sebelum pengeringan.
Langkah:
Pulping (mengupas kulit)
Fermentasi basah (12–48 jam)
Pencucian dan pengeringan
Profil rasa: Clean, bright acidity, floral, clarity tinggi.
Kelebihan: Cocok untuk varietas dengan karakter fruity dan kompleks.
Tantangan: Membutuhkan banyak air dan infrastruktur kolam fermentasi.
Prinsip: Sebagian lendir (mucilage) dibiarkan melekat saat pengeringan.
Langkah:
Pulping
Tidak dicuci/fermentasi pendek
Langsung dijemur
Varian:
White Honey (mucilage tipis, cepat kering)
Yellow/Red Honey (mucilage lebih tebal, kering lambat)
Black Honey (fermentasi panjang, flavor intens)
Profil rasa: Balance antara sweet-fruity dan clean acidity.
Kelebihan: Lebih hemat air, rasa lebih kompleks dari washed.
Prinsip: Fermentasi dilakukan dalam kondisi tanpa oksigen.
Langkah:
Cherry atau parchment dimasukkan ke tangki tertutup
Fermentasi 48–120 jam
Dilanjutkan proses natural atau honey
Profil rasa: Funky, sparkling acidity, winey, complex.
Tantangan: Butuh kontrol suhu dan pH ketat, tidak cocok untuk semua varietas.
Prinsip: Adaptasi dari industri wine. Cherry dimasukkan ke dalam tangki CO₂ untuk fermentasi intra-seluler.
Hasil rasa: Floral, sangat kompleks, seperti jus buah eksotis.
Catatan: Biasanya untuk lot mikro <100 kg, dengan kontrol ekstrem.
Metode | Aroma | Acidity | Sweetness | Body | Complexity |
---|---|---|---|---|---|
Natural | Intens | Medium | Tinggi | Tinggi | Sedang-Tinggi |
Washed | Bersih | Tinggi | Medium | Ringan | Tinggi |
Honey | Lembut | Medium | Tinggi | Medium | Tinggi |
Anaerobic | Funky | Tinggi | Tinggi | Tinggi | Tinggi |
CM | Floral | Sangat tinggi | Sangat tinggi | Sedang | Sangat tinggi |
Fermentasi 24 jam di suhu 18–22°C
Penjemuran 18 hari dengan odong-odong solar dryer
Skor cupping: 87.25 (notes: prune, caramel, jasmine)
Fermentasi 72 jam dalam drum tertutup
Penjemuran 25 hari, stirring rutin 3x/hari
Skor cupping: 88.00 (notes: strawberry, rum, bubble gum)
Fermentasi 36 jam, dicuci bersih
Penjemuran 10 hari di para-para bambu
Skor cupping: 85.50 (notes: lemon tea, floral, silky body)
Cuaca lembab: Butuh solar dryer dan kontrol ventilasi.
Konsistensi batch: Fermentasi harus dicatat dan dikontrol.
Kebersihan alat: Kontaminasi bisa menurunkan skor drastis.
Training SDM: Banyak proses gagal karena human error.
Skala | Metode Disarankan | Infrastruktur |
---|---|---|
Petani pemula | Honey/washed tradisional | Para-para, ember fermentasi |
Koperasi menengah | Anaerobic/Honey | Tangki fermentasi, solar dryer |
Proses mikro lot | CM, Anaerobic Natural | Tangki fermentasi + logbook digital |
Dirancang untuk batch kecil (25–250 kg)
Dilengkapi:
Hygrometer & pH meter
Tangki stainless tertutup
Ruang pengeringan bersih
Logbook digital traceability
Proses eksperimental dipantau langsung oleh Q Grader dan trainer ALKO
Pascapanen adalah jembatan antara kerja keras petani dan pengalaman rasa di cangkir konsumen. Bukan sekadar pengolahan teknis, tapi proses ini menyampaikan cerita tentang:
Petani yang menjaga fermentasi hingga larut malam
Proses alami yang membawa kesegaran buah-buahan ke cangkir
Eksperimen rasa yang menyambungkan desa-desa kopi Sumatera ke meja cupping dunia
ALKO Sumatra Kopi terus mendorong inovasi pascapanen berbasis edukasi dan keberlanjutan. Kami percaya bahwa proses yang benar akan melahirkan kualitas, dan kualitas akan melahirkan harga yang adil bagi petani.